4 Dampak Buruk Sedentary Lifestyle

Pernahkah Anda mendengar istilah sedentary lifestyle? Ayo, simak dampak buruknya bagi tubuh!

Sedentary Lifestyle itu Apa?

Sedentary adalah istilah bagi orang-orang yang

gaya hidupnya minim aktivitas dan menggerakkan tubuh atau cenderung malas. Misalnya ketika Anda mampu duduk di hadapan gadget dengan jangka waktu yang lama atau  seharian.

Sedentary lifestyle mempunyai pengaruh negatif bagi kesehatan. Seperti  meningkatkan resiko kelebihan berat badan atau disebut terjadinya obesitas. Selain itu, ada sejumlah dampak buruk lainnya yang harus diwaspadai.

Dengan kata lain, gaya hidup sedentary  merupakan pola hidup yang tidak sehat yakni saat orang cenderung malas melakukan aktivitas fisik. Adapun aktivitas yang dilakukan di luar jam tidur, seseorang hanya jumlah kalori yang dikeluarkan sangat sedikit, yakni lebih kecil dari 1,5 METs.

Sedentary lifestyle termasuk gaya hidup yang sangat merugikan kesehatan tubuh. WHO menyatakan bahwa sedentari menjadi satu diantara banyak penyebab kematian yang kerap terjadi di dunia. Oleh karena itu, penting bagi Anda menghindari gaya hidup sedentari tersebut.

Dampak Buruk Sedentary Lifestyle

Sejumlah risiko kesehatan yang timbul karena gaya hidup sedentary sangat membahayakan tubuh. Diantaranya seperti jantung, diabetes, obesitas, dan lain-lain. Ulasan lengkap bahaya sedentary adalah sebagai berikut.

Risiko Obesitas Meningkat

Dampak Sedentary lifestyle yang pertama yakni meningkatkan obesitas atau kelebihan berat badan. Sebab, kurangnya gerak berakibat tubuh tidak dapat mengubah makanan menjadi energi.

Sehingga, makanan yang diolah akan tersimpan dalam tubuh sebagai lemak. Jika hal ini dibiarkan saja dalam jangka waktu panjang, akan terjadi penumpukan lemak yang menyebabkan obesitas.

Risiko Diabetes Meningkat Sedentary Lifestyle

Bahaya yang kedua yakni meningkatnya risiko diabetes. Peluang memiliki penyakit diabetes akan semakin tinggi apabila  Anda malas bergerak. Kemudian kerap  mengonsumsi makanan dengan kadar kalori tinggi dan manis.

Diabetes yang muncul tersebut erat kaitannya dengan obesitas. Dengan kata lain, tumpukan lemak tubuh bisa memicu resistensi insulin. Padahal sejatinya insulin merupakan hormon yang berperan penting untuk mengolah gula dalam tubuh.

Risiko Penyakit Jantung

Selanjutnya gaya hidup ini dapat memicu peningkatan risiko sakit jantung. Jika Anda kurang melakukan gerak, naka kolesterol atau lemak jahat akan menumpuk pada pembuluh darah arteri. Hal ini berakibat, kinerja jantung menjadi tidak optimal lalu memicu terjadinya jantung koroner, serangan jantung, dan masih banyak lagi.

Resiko Gangguan Mental

Gaya hidup tidak sehat tentu memberi pengaruh buruk bagi tubuh. Begitu juga sedentary, yang meningkatkan risiko gangguan mental pada seseorang.

Saat tubuh minim gerak atau aktivitas lalu hanya berdiam diri di rumah, tingkat stres dan jenuh juga akan meningkat. Akibatnya bisa memicu orang mengalami anxiety disorder atau gangguan cemas bahkan sampai pada tingkat depresi.

Cara Mengatasi Dampak Gaya Hidup Sedentary Lifestyle

Jangan khawatir, ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan sebagai penanggulangan dampak negatif. Yang mana harus dimulai dari diri sendiri. Oleh karenanya, Anda harus mulai melawan rasa malas untuk beraktivitas.

Jika sedentary lifestyle karena tuntutan pekerjaan dimana mengharuskan seseorang untuk duduk di hadapan laptop dalam waktu yang lama. Maka, coba luangkan waktu sebentar untuk beranjak dari kursi lalu melakukan peregangan selama 20-25 menit sekali. Anda bisa melakukan gerakan kecil ketika waktu istirahat, misalnya berjalan ke kantin atau menaiki tangga kantor.

Selain itu, Anda juga bisa  membuat jadwal olahraga secara rutin setiap akhir pekan. Untuk memotivasi diri, coba berikan self rewards untuk diri sendiri usai melakukan workout atau mencapai target tertentu.

Mulailah melakukan olahraga ringan dengan rutin disertai memakan makanan sehat setiap hari. Sehingga, dampak buruk ini bisa dicegah.

Dampak dari sedentary lifestyle di atas sangat beresiko bagi tubuh. Untuk menghindarinya, Anda bisa mulai rutin berolahraga, konsumsi makanan sehat setiap hari.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*